Purwokerto, Kompas – Sebanyak 64 keluarga warga Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, saat ini masih terancam bencana tanah longsor. Mereka adalah warga yang tinggal di lereng Bukit Kemawi, yang beberapa tahun terakhir longsor. Struktur tanah di bukit itu relatif labil. Selain itu, kondisi tanah di atas permukiman warga seluas lebih kurang 15 hektar itu sudah retak-retak. Jika diguyur hujan, bukan tak mungkin terjadi longsor susulan.
Camat Somagede Said Haryadi, Kamis (11/12), mengatakan, pihaknya sudah meminta 64 keluarga yang tinggal di tiga rukun tetangga (RT) itu untuk selalu waspada. Mereka diminta segera mengamankan diri apabila tanda datangnya bencana longsor mulai kelihatan.
Sebelumnya, bencana tanah longsor juga menimpa tujuh rumah warga Desa Klinting dan satu rumah warga Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede. Dua rumah rusak berat, lima lainnya mengalami rusak sedang, dan satu rusak ringan.
Tidak mau pindah
Saat ini, tujuh rumah sudah ditinggalkan penghuninya, sedangkan satu keluarga bersikukuh tidak bersedia pindah. Selain menimpa rumah, tanah longsor juga meluluhlantakkan satu bangunan sekolah dasar (SD), satu mushala, dan taman kanak-kanak (TK).
Pemerintah Kabupaten Banyumas tidak akan merelokasi penduduk yang tinggal di daerah langganan banjir. Di samping tidak mau dipindahkan ke daerah lain, apalagi bertransmigrasi ke luar Pulau Jawa, mereka juga sudah akrab dengan suasana kehidupan setempat. Demikian dikemukakan Bupati Banyumas Aris Setiono, Rabu.
Pemkab Banyumas membangun rumah panggung untuk menampung penduduk yang mengungsi. Namun, pada saat terjadi banjir, penduduk menolak mengungsi ke rumah panggung. Mereka memilih tinggal di bedeng darurat yang didirikan di bantaran sungai.
Dalam kunjungan ke Desa Nusadadi dan Selandaka, bupati didampingi Kepala Cabang Bank Permata Banyumas Wijoyo, yang menyerahkan bantuan beras dan lauk-pauk untuk penduduk korban banjir serta mainan anak, sumbangan bank swasta itu untuk TK Miftahul Huda. “Semua buku dan peralatan sekolah, termasuk alat permainan, rusak diterjang banjir,” ujar Ani, guru TK Miftahul Huda.
Selain di Desa Klinting, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Tangerang dan Karangsalam, Kecamatan Kemranjen, yang mengakibatkan 26 rumah penduduk rusak. (ANA/NTS)
Sumber: Kompas, Sabtu, 13 Desember 2003