BANYUMAS, (PR).-
Krisis air bersih di tengah musim kemarau yang dialami warga sejumlah desa di Kabupaten Banyumas dan Cilacap makin memprihatinkan. Bahkan, kini masyarakat beberapa desa di Kecamatan Tambak dan Sumpiuh Banyumas sudah mandi dengan air sumur yang bau dan berwana kuning karena tercemar air laut. Demikianlah air bersih di beberapa tempat sudah mulai menjadi barang yang sulit didapat. Pemkab Banyumas sudah kewalahan memberikan bantuan air bersih karena armada tangki untuk mendistribusikan air bersih jumlahnya terbatas. Di sisi lain, permintaan bantuan dari masyarakat terus mengalir.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Banyumas, Suyatno, S.Sos., M.Hum., mengatakan, daerah yang rawan air bersih dan kekeringan di Kabupaten Banyumas pada musim kemarau ini ada di 13 kecamatan yang meliputi 45 desa. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang membutuhkan bantuan air bersih di 45 desa itu mencapai 11.741 keluarga atau 92.756 jiwa.
“Jumlah bantuan air bersih yang dikirim ke desa-desa rawan kekeringan sejak sepekan lalu mencapai 90 tangki. Rata-rata dalam sehari, pemkab mengirim bantuan air bersih sebanyak 10 tangki lebih. Sampai saat ini daerah yang sudah dikirim bantuan air meliputi Kecamatan Patikraja yaitu Grumbul Klenteng dan Gunungtugel di Desa Kedungringin. Kecamatan Tambak di Desa Plankapan dan Karangpetir. Kecamatan Sumpiuh di Desa Nusadadi dan Karanggedang. Kecamatan Kalibagor (Desa Suro), Kecamatan Rawalo (Desa Banjarpanepen). Sedangkan di wilayah perkotaan ada di Kecamatan Purwokerto Selatan, yakni di Kelurahan Teluk dan Karangklesem.
Adapun desa rawan air bersih yang kini sudah sangat mendesak untuk dikirim bantuan air antara lain, sejumlah desa di Kecamatan Patikraja, Tambak, Sumpiuh, Kalibagor, Rawalo, dan Purwokerto Selatan.
“Secara bergilir kecamatan dan desa lain juga akan dikirim. Saat ini, setiap hari bantuan air bersih yang dikirim ke desa-desa mencapai 10 tangki,” kata Suyatno. Pemkab paling tidak mengirim 3 tangki dengan kapasitas per tangki 4.000 liter. PDAM sehari paling tidak 4 tangki dengan kapasitas 4.000 liter/tangki. Sedangkan dari Bakorlin Wilayah III, 3 tangki dengan kapasitas 5.000 liter/tangki.
Kepala Bagian Sosial Pemkab Banyumas Budi Purnomo mengatakan, pihaknya mengalami kesulitan untuk mendistribusikan air. Disebabkan armada tangki yang dimiliki PDAM Banyumas jumlahnya terbatas hanya ada 2 armada dan 1 armada milik Bakorlin Wilayah III. “Padahal permohonan bantuan dari masyarakat terus bertambah,” ujarnya
Di Cilacap
Sementara itu, dari Cilacap dilaporkan, kemarau panjang menyebabkan sejumlah kecamatan di kabupaten tersebut telah mengajukan bantuan air bersih. Krisis air terutama dialami oleh warga yang tinggal di beberapa kecamatan Cilacap barat seperti Kawunganten, Sidareja, dan Wanareja. Seperti di Kawunganten terdapat 6.750 kepala keluarga (KK) di wilayah tujuh desa Kecamatan Kawunganten Cilacap (Jateng) mengeluhkan air bersih. Dari tujuh desa yang kekurangan, Pemkab Cilacap baru mengirimkan air bersih ketiga desa.
Data di Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) di Kecamatan Kawunganten menyebutkan, tujuh desa yang krisis air bersih dan minta bantuan yaitu Desa Glugu, Bringkeng, Kubangkangkung, Bojong, Kawunganten, Ujungmanik, dan Babakan yang berpenghuni 6.750 KK.
Menurut Staf Bagian Sosial Ekonomi Kecamatan Kawunganten, Sukono, menuturkan, Pemkab Cilacap telah memasok air ketiga desa yakni Bringkeng, Glugu, dan Ujungmanik. Akan tetapi, untuk empat desa lainnya masih menunggu giliran. Dijelaskannya, warga yang masih belum dapat air bersih terpaksa harus mencari air sejauh 2-3 km. Mereka, ujarnya, mencari air ke sumur milik warga yang masih ada. “Tetapi itu pun terbatas pada pagi hari saja, sementara kalau sudah siang, airnya telah habis dan bercampur lumpur,” tutur Sukono.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Sub bagian Pemberitaan Humas Pemkab Cilacap, Aris Munandar mengungkapkan, di Cilacap selain Kecamatan Kawunganten, yang telah meminta pasokan air bersihadalah Kecamatan Patimuan dan Cilacap Utara. “Pemkab sedang menyiapkan armada tangki untuk memasok air ke daerah yang mengalami kekurangan,”ujarnya. Di Kabupaten Cilacap terdapat 46 desa di 12 kecamatan yang rawan kekeringan. Jumlah kepala keluarga yang membutuhkan bantuan air bersih 31.820 KK atau 125.431 jiwa. (A-99)***
Sumber: Pikiran Rakyat, Sabtu, 28 Agustus 2004